Ibadah haji dan Umroh, tidak hanya diisi dengan ibadah di masjidil haram atau masjid nabawi saja, tapi juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang memiliki hikmah luar biasa, salah satunya adalah bukit uhud. Bukit kemerah-merahan tersebut menyapa kami dalam jangkauan 2 KM.
Jika mendengar bukit uhud, maka ingatan kita akan digiring dalam salah satu peperangan pahit yang dialami Baginda Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wasallam. Meski demikian, ada banyak hikmah yang dapat kita ambil, seperti tentang dua cinta, cinta dunia dan cinta Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wasallam. Tentu kita masih ingat mengapa tentara muslim yang sudah hampir mencapai kemenangan kemudian malah porak poranda lari ke belakang karna’ diserang balik tentara kafir. Ya, hanya karena tentara muslim, dalam hal ini adalah pasukan pemanah yang ditempatkan di atas bukit, tidak bisa bersabar dan lalai terhadap perintah Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wasallam untuk tidak meninggalkan tempat, apapun yang terjadi. Mereka takut tidak kebagian ghanimah yang ditinggalkan tentara kafir. Harta dunia telah merusak kecintaan mereka kepada Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wasallam.
Walhasil, melihat tentara muslim yang meninggalkan posisi strategisnya, tentara kafir yang sempat lari mundur, memanfaatkan kesempatan untuk memukul balik tentara muslim yang tengah dimabuk dunia.
Kita tentu ingat, dalam peperangan ini, Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wasallam. kehilangan paman tercinta, Hamzah ra. Beliau pun mengalami luka-luka yang cukup berat. Teringat juga perjuangan beberapa shahabat yang melindungi beliau ketika terpojok oleh karena cintanya kepada beliau.
Di bukit itu pula para syuhada Uhud dimakamkan. Saya dan para jama’ah haji menyempatkan diri untuk berdoa di area terluar makam. Pimpinan rombongan juga menjelaskan posisi tentara muslim dan Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wasallam. ketika perang terjadi. Saya pribadi sempat mengimajinasikan suasana perang Uhud itu. Dentingan suara pedang, kuda-kuda yang terpacu dan lengkingan takbir yang menggema di segala penjuru.
Cinta dunia dengan segala kefanaannya hanya akan menghasilkan banyak mudharat, bahkan mampu mengikis iman kita.
Wallahu'alam
Sumber: Mujahid.com